Tuesday, June 04, 2013

Sunday, June 02, 2013

A year ago. . .



A year ago.




When I was the part of the choir.



Satu tahun yang lalu pas dia masuk ke kelas gw, buat minta izin ke guru yang sedang mengajar di kelas gw bahwa gw dipilih untuk mengiringi anggota paduan suara pada saat acara wisuda angkatan 2012. Serentak seluruh anak di kelas men-cie-ciekan gw. Guru yang sedang mengajarpun tau, kalo gw suka sama dia. Guru itu cuma senyum-senyum ke gw. Walaupun pada akhirnya yang main keyboard-nya bukan gw, tapi gw tetap diikutsertakan menjadi anggota padus tersebut, dan gw mengundurkan diri untuk tampil sebagai salah satu anggota saman. Hanya untuk jadi anggota padus. Bareng dia.




Hari-hari latihan padus pun selalu bareng dia. Seeing him was singing and teaching how to sing to the others. Latihan hari rabu itu terbilang lama. Mungkin sampai sore hari. Saat itu dia sedang ada ulangan Pkn. Dia bilang: Sara, sebentar ya gw tinggal dulu. Gw ada ulangan pkn, engga lama kok. Pada saat itu jam kelasan gw kosong dan hanya gw dan dua temen gw di ruangan kelas itu, jadi gw stay sebentar di lantai empat itu buat latihan.



Selesainya dia ulangan, gw liat dia mengantongi sebuah pulpen. The color was blue. Dia menyambung lagi latihan yang udah dikasih tadi, tapi karena saat itu dia sedang mengikuti sebuah kompetisi akhirnya dia bilang: Gw balik duluan ya, gw harus jam empat sampai di GOR. Sebelum dia meninggalkan gw beserta dua temen gw, dia bertanya: Ini pulpen siapa ya? (sambil mengeluarkan pulpen yang dimaksud). Gw dan temen gw pun menjawab engga tau. Tiba-tiba dia menaruhnya dekat keyboard. Dan setelah itu dia keluar dari ruangan itu. Tanpa mengambil lagi pulpen tadi.




Sekarang, Pulpennya masih gw simpen. Gw menganggap itu punya dia. Dan sekarang pun masih gw simpen rapi. No one can touch that pen. If I miss him I just stare at that pen, and automatically the memories appear in my head. Maybe you think I’m crazy, but I bet my pet, you’ll do the same if you are falling in love with someone. You’ll see.




Ketika wisuda tiba. . .




Mata gw memandangi satu persatu orang yang ada dalam gedung tersebut, tapi gw engga nemuin apa yang gw cari. Terlambat. Ya, dia terlambat datang ke acara itu. Akhirnya, pengiring pun diganti oleh guru kesenian yang pada saat itu dia adalah guru baru di sekolah gw. Ketika kurang lebih 15 menit acara berlangsung dan anggota padus sedang bernyanyi, dia datang. Gw melihat dia melewati barisan kursi belakang dimana para orang tua murid duduk. Kira-kira berjarak lima meter dari gw, gw langsung berpura-pura melihat teks lagu yang sedang gw pegang. Dan……….. dia berdiri di sebelah gw yang pada saat itu gw baris di barisan paling luar. Sambi bernyanyi, dia bertanya sama gw: Udah telat ya? Gw hanya menjawab: Belum lama kok, ka. Setelah itu dia melewati barisan belakang anggota padus dan menghampiri guru yang sedang bermain keyboard itu. I do still remember what he was wearing on that graduation party. He was wearing a white shirt and jeans with a pair of his green sneakers. Mesmerizing me.



Saat bernyanyi pun, gw hanya melihat kearah dia. Seeing him and his pretty finger was playing that keyboard. Sometime, he looked so confused. Maybe he tried to remember the chords of the song. Maybe.



Lama banget buat anak padus untuk bernyanyi tanpa jeda saat puncak acara berlangsung. Ketika udah selesai anggota padus pun mendapatkan konsumsi untuk makan siang. But, where was him? I didn’t see him. Dia pun menghilang dari pandangan gw lagi. Gw pun terus membagikan makan siang itu ke kakak-kakak kelas yang sedang duduk di tempat mereka. Ketika selesai, gw engga langsung menyamber makanan yang ada di kotak itu. Hanya gw melihat ada apa aja yang bisa gw makan, tapi setelah gw liat, gw sama sekali engga tertarik buat makan itu semua. Mungkin karena gw udah menghabiskan dua roti dan sebuah susu kotak, makanya gw kenyang. Kotak makanan itu pun hanya gw pegangin di atas pangkuan gw. Tiba-tiba dia datang lagi.



--Dia langsung menanyakan: Masih ada lagi engga? Gw belum dapet nih. Gw pun menjawab: Yah, udah abis kak. Tadi kita dibagiin sama guru... Gw langsung berpikiran untuk memberi makanan gw dan akhirnya gw menyodorkan makanan gw ke dia. ”Nih ka, ambil aja punya aku. Aku udah kenyang kok kak”. Dia: Engga usah, buat kamu aja. Gw nyari lagi aja. Gw: Engga usah kak, seriusan ini, sama aku engga aku makan, soalnya tadi aku udah makan roti. Dia: Serius nih engga apa-apa?. Gw: Iya, engga apa-apa kok kak. Dari pada engga aku makan, kan mubazir. Dia: Yaudah, makasih ya...—
When I gave him my lunch when he has nothing to eat. And he received it. That made me overwhelmed. Entah kenapa seneng banget pas dia terima jatah makan gw itu. Setelah itu dia menghilang lagi. I didn’t know. Maybe he joined with his friends.




Setelah acara selesai, ada beberapa anggota padus yang stay sebentar di gedung itu. Pada saat itu semua anggota padus menggunakan seragam putih abu-abu. Tiba-tiba dia menghampiri gw dan bertanya: Sara, engga ganti baju?. Gw spontan menjawab: Engga kak, aku engga bawa ganti (sambil senyum kayak orang gila). Gw langsung berpikiran, how stupid I am. On that situation I didn’t bring another shirt. I didn’t understand what he meant. But, I thought he was care about me. I don’t care what you think about this. But I thought he showed that he was care… … …




Setelah berlama-lama bermain dengan keyboard itu dan nyanyi bareng anak-anak yang lain, gw pun memutuskan untuk pulang bareng temen gw. Sebelum pulang gw berpamitan sama anak-anak yang lain yang masih stay di sana dan pamit juga ke dia. Kira-kira udah sepuluh langkah gw jalan, tiba-tiba dia memainkan lagu favorit gw dengan keyboard itu. River Flows In You. Yeah… It made me shocked. I felt like he knew that it was my favorite song. Suddenly gw menoleh kearah dia, dan tiba-tiba dia juga melihat kearah gw lalu dia tersenyum. Gw pun membalas senyum dia dengan rasa bertanya-tanya… Sampai sekarang pun gw masih engga ngerti apa maksudnya dia… Can somebody help me to solve my question??? It was just like a drama, you know. And I always wish it was real… real… real… Maybe god has a good plan for me.




Satu tahun yang lalu. Dan beda suasananya dengan hari kemarin dia wisuda. Bahkan gw engga sempet berfoto berdua sama dia di hari terakhir angkatan dia sekolah. He looked so nice in a black long-shirt with a tie. Nice. Nice. Nice… And I don’t even talk to him even just to say hi or hello… I hate myself. When everybody took a pict with him but I just stood and stared like a stupid girl and let everything gone away. Maybe in another time and day I can do… I was just not brave enough to asked him…




God, please make all his dreams come true. I wanna see him happy. Don’t make him sad or disappointed. I wanna see him success someday, so I can see his sweet smile… Maybe five or ten years later…



Wish Us Luck.

YaAllah, terimakasih karena telah memperkenalkan saya kepada manusia seperti dia. Seorang kakak kelas yang baiknya kelewatan sama adek kelasnya. Seorang kakak kelas yang selalu tersenyum. Seorang kakak kelas yang mengajarkan saya sesuatu yang saya engga bisa kerjain. Seorang kakak kelas yang membuka mata saya bahwa "engga ada istilah senior galak sama junior". Seorang kakak kelas yang mengajarkan bagaimana cara bernyanyi yang benar, cara bermain piano yang benar dan mengajarkan lagu favorit saya. Seorang kakak kelas yang hanya mungkin ada 1:6 milyar orang di dunia ini.

Dear David,
May you come here as a pilot and share the experience with me.
May all your dreams come true.
Don't ever erase our memories.
Don't ever forget our moment when you were a student.
And don't ever give up.

Just got this. And maybe this is the last.