Tuesday, December 31, 2013

Flashback.

I wanna flashback all my memories. Actually, I wanna share the beautiful memories with him in this year. But the truth there's nothing special with him in this year. Because this year is their happiness, joy, and where their beautiful romance start. The cupid wasn't in me. OK. Let me share.

Ini bermula ketika marching band sekolah kembali "hidup". Gue yang emang dari SD selalu memilih ekskul ini ikutan bergabung. Walaupun waktu itu gue dan temen gue doang yang senior. Tapi tetep gue ikut ekskul ini. Karena siapa tau gue bisa mengikuti lomba marching band yang "dulu" selalu diikuti oleh SD gue di "Tennis Indoor, Gelora Bung Karno". Dan kalian tau sendiri bahwa tennis indoor adalah tempat "Konser Westlife" diadakan. Mungkin gue bisa memainkan imajinasi gue untuk membayangkan gue ikut bernyanyi sama Westlife khususnya Shane Filan di atas panggung. But that was just hope. Because they are disbanded now. That's the baddest news for all the Westlifers in the whole world. By the way, Tahun ini menjadi tahun keberuntungan buat gue, karena gue bertemu Shane Filan pada 3 Oktober 2013 secara gratis diacara Sarah Sechan! Thanks God for the chance! Dan satu lagi, tahun ini adalah tahun dimana John Vesely atau yang biasa dikenal Secondhand Serenade memfollow balik akun twitter gue dan membalas mention gue! Itu merupakan kebahagiaan kecil berlapis keberuntungan yang maha dahsyat!

Back to topic.

Ketika itu gue memegang alat musik "belira". Kalau harfiahnya itu kolintang dalam bentuk lempeng besi, bukan kolintang yang di bentuk dari sebilah bambu. *Ke-sotoy-an gue tentang musik kambuh*. Gue yang disitu merupakan senior, disuruh  untuk mendata adek kelas gue. Dan harus selalu memanggil mereka kalau latihan mau dimulai. Mulailah gue berkenalan dengan adek kelas yang pada memegang alat yang sama. Pada saat itu gue nanya sama satu anak sebut saja namanya "Andria" gue pun menanyakan kelas berapa dan berlanjut ke sebelahnya. Yang akhirnya gue kenal dengan temannya, sebut saja "Firda". Setelah sesi perkenalan itu gue mulai ngobrol-ngobrol banyak dengan adek kelas itu. Yang berakhir dengan Andria meledek Firda dengan menyebut nama seorang cowok, yang membuat "spider sense" gue bekerja cepat menangkap obrolan mereka. Gue langsung noleh ke mereka dan spontan bertanya "SIAPA? Tadi kamu bilang Siapa?" Langsunglah kedua adek kelas ini mengelak satu sama lain. Dan gue memohon banget agar mereka mengulang nama yang baru aja mereka sebut, biar gue memastikan yang mereka sebut itu bener adanya yaitu namanya "David". Dan benar aja. Tiba-tiba mereka langsung bertanya "Ka emang kenapa? Cerita dong." Gue yang pada saat itu engga tau kalo Firda itu juga "love" and "had been try to get" him bercerita panjang lebar apa aja yang selama ini gue harapin, tentang moment- moment sama dia dan apa yang gue rasain semua gue tumpah ruahkan ke kedua adek kelas ini. Dan setelah itu pun setiap sesi latihan maupun ketika berpapasan di koridor Firda selalu memberikan support dan dukungan kepada gue yang saat itu emang "had(ve) been try(ing) to get him dengan kata-kata "Ka semangat ka." Tapi emang setelah sesi gue menumpah ruahkan segala sesuatu tadi gue udah ada feeling "she loves him too". Tapi karena melihat Firda selalu memberi gue semangat, perasaan itu gue buang jauh-jauh.

Sampai suatu ketika. . .

Sebut saja nama adek kelas satu ini "Mutia". Yang pada malam hari sms ke Hp gue yang berisikan "Ka Syari, Ka David jadian ._." Gue berasa disamber petir. *Walaupun gue engga tau rasanya*. Mulailah dari situ kerenggangan antara gue dengan Firda terjadi. Gue engga marah. Gue sangat bahagia ketika David got what he wanted. It's nice when I see him happy even though that's not because of me. Because I know, the more I love him, is the more I have to let him go. Ketika latihan marching band berikutnya gue sama sekali engga ada semangat banget. Bahkan ketika istirahat latihan, gue melihat motornya dia melintas didepan gue dan berhenti di lapangan basket buat menghampiri Firda. Di lapangan upacara gue memasang telinga gue dengan volume paling keras, dan ternyata teman-teman Firda sedang memberikan ucapan selamat. Gue hanya memandangi tuts tuts belira itu dengan tatapan kosong. Lama bagi mereka ngobrol di lapangan basket itu sampai akhirnya waktu istirahat latihan selesai dan mulai lagi sesi latihan kedua. Disaat anak-anak marching telah memegang alat masing-masing, gue engga ngeh kalo pelatih marching lagi ngajak ngobrol gue sampai dia membunyikan stik drum-nya dihadapan gue untuk menyadarkan gue dari tatapan kosong itu. Dia pun bertanya "Kamu kenapa?" Gue yang kaget cuma jawab "Eh, maaf ka. Engga apa-apa kok." Lalu dia mengajak gue untuk latihan dengan yang lainnya. Sesaat setelah gue kembali ke dunia nyata gue, gue melihat di sudut barisan dia tampak "bersedih". (Dia bukan bagian belira lagi, melainkan simbal). Entah yang gue liat bener apa engga, tapi gue sangat sangat sangat yakin, there's tears fill her eyes. And I don't know what it meant.

Dan ketika itu pula gue berfikir kalo gue telah bercerita/ curhat kepada orang yang salah. Tapi kenapa dia selalu memberi gue support agar selalu semangat akan usaha gue untuk mendapatkan Ka David. It takes my time just to thinking about this. And until now I can't get that summary.

Let the time answer all of my questions.

Dan, gue menyimpulkan flashback gue di tahun 2013 ini, senang dan sedih yang seimbang. Senang dalam hal hiburan tapi sedih dalam masalah kisah cinta gue yang dulu paling gue harapkan agar mendapatkan happy-ending stories. Semua diluar pikiran gue. Bahkan gue lupa kapan terakhir kali ka David menyebut nama gue. Yang biasanya setiap papasan selalu menyapa nama gue dengan senyumnya yang kece. *Bahkan iklan pasta gigi kalah kece senyumnya*

OK, at the last. I wish this new year will give me more happiness and joy. And let me know that I can say "I love him" and if God gives me permission wish he will say "I love her, too." Amen.

God, please make all his dreams come true, don't make him sad and disappoint. Make him always smile. Amen. You know I love him so much. And please bring me to New York. Amen.

Thank you, I love you. And, Happy New Year. :)